Senin, 12 Desember 2011

Teman Khayalan

Akhirnya,,, saya menemukan account blog ini. Sekian lama saya berkutat dengan plurk dan tumblr membuat saya lupa untuk menulis di blog ini. Ok, genap satu tahun -sejak tulisan terakhir- saya meninggalkan blog ini. Dalam periode tersebut sudah banyaaak hal yang terjadi - baik hal menyenangkan dan juga menyedihkan.

Pada tulisan ini saya ingin bercerita tentang teman khayalan. Seseorang yang sangat dekat dan sangat nyata yang selalu berada di sekitar kita namun tidak bisa dikatagorikan sebagai manusia. Hantu, malaikat atau setan kah? Entahlah, saya menganggap teman khayalan lahir dari sebuah imajinasi yang hidup. Teman khayalan biasanya mulai dimiliki oleh anak berusia 3-6 tahun. Penulis buku " The Phisophical Baby", Alison Gopnik menjelaskan bahwa 70 persen anak-anak memiliki teman khayalan. Menurut Gopnik, teman khayalan membantu anak-anak tersebut untuk memahami dunia.

Saya juga memiliki teman khayalan, dua orang, bernama jimmy dan ryan. Mereka sahabat terdekat saya, paling dapat dipercaya dan diandalkan. Mereka tidak pernah berbohong atau menyebarkan rahasia yang saya telah ceritakan. Tentu saja. Mereka menghibur saya bila saya bermuram hati. Mereka yang pertama saya beritahu jika saya mendapatkan suatu prestasi atau hal yang menyenangkan. Mereka juga yang membantu saya untuk memutuskan persoalan yang membuat saya bimbang.

Saya menggambarkan kedua orang tersebut sebagai sosok yang sempurna. Jimmy orang yang paling tenang, dewasa dan juga pintar. Ia ahli dalam berbicara dan mempermainkan otak manusia. Cakep dan senyumnya manis. Semua gadis memujanya diam-diam. Ya, laki-laki macam tersebut tidak suka populer -dikerumuni oleh gadis-gadis, dan gadis-gadis kelihatan segan untuk mengatakan langsung perasaan sukanya. Beda dengan ryan. Dia merupakan sosok idola. Ryan seorang pemuda dengan badan tinggi dan atletis. Dia humoris, cenderung playboy dan menguasai hampir semua jenis olahraga terutama martial art. Dia sangat supel, ceplas ceplos, urakan, tapi tubuhnya selalu penuh parfum yang tidak memabukan.

Ya, saya merasa beruntung ketika ditemani oleh mereka berdua :))

Teman khayalan timbul akibat aktivitas otak yang sangat aktif. Dengan sistem otak tersebut cenderung untuk membuat orang untuk berusaha menyalurkannya menjadi sebuah pemikiran atau aktivitas fisik. Namun karena keterbatasan sarana atau teman di dunia nyata membuat seseorang harus menciptakan seseorang yang mampu mengikuti kemauan/jalan pikirnya, saat itulah muncul yang dinamakan teman khayalan.

Berawal dari sebuah imajinasi, teman khayalan muncul ketika seseorang sedang menyendiri. Namun pada beberapa kasus, teman khayalan 'dipaksakan' ikut bersosialisasi diantara kehidupan nyata, seperti mendapatkan kursi saat makan bersama, memakai sabuk pengaman saat berkendara dan diberikan kesempatan berbicara pada pertemuan keluarga.

Tidak semua orang yang memiliki teman khayalan adalah orang yang penyendiri atau autis. Mereka terkadang sangat suka berkomunikasi dan memiliki teman di dunia nyata. Teman khayalan dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih positif. Anak yang memiliki teman khayalan punya kemampuan berempati lebih baik dibandingkan teman sebayanya yang tidak memiliki sahabat imajiner. Kelebihan lainnya, anak dengan teman khayalan biasanya memiliki kecerdasan lebih diantara teman-temannya.

Yang jadi masalah dari teman khayalan adalah jika sang anak hanya memiliki teman khayalan sebagai satu-satunya teman untuk berkomunikasi. Anak hanya tertarik untuk bercerita dan bersosialisasi dengan teman khayalannya. Tidak jarang, teman khayalan merupakan bentuk pelarian atas kesepian, rasa takut atau masalah lain yang dialami di dunia nyata. Teman khayalan memberikan perlindungan dan ketenangan dari dunia nyata -dunia orang dewasa- yang begitu sarat masalah. Pada umumnya anak mengakui bahwa teman khayalan ini tidak nyata, hanya berinteraksi pura-pura. Sang anak akan mengucapkan selamat tinggal pada teman khayalan jika mampu mengatasi persoalannya sendiri.

1 komentar: